Rabu, 08 Mei 2013

'Si Cermin'



Hey, it’s been forever…
Kangen banget ngeblog sampe malem. Kangen banget baca blog temen-temen. Kangen banget blogwalking sampe kelupaan waktu tidur. Well *tarik napas panjang* , I just miss everything I did.

Banyak hal yang terjadi selama saya nggak nulis dib log ini. Dan jujur, it’s kinda hard to tell what they are and how they are, bahkan secara non-verbal sekalipun. Mungkin yang tertulis di sini nanti adalah secuil kisah saya yang belum sempat ‘terkisahkan’ di sini. Dan mungkin --- emm, maksud saya pasti --- ceritanya bakalan pake alur acak. Karena, ya --- it’s in chaos, guys!

Sebenernya saya bingung mesti mulai dar mana. Let me try! Well, as you know, atau mungkin ada yang nggak tahu juga, saya berumur 18 tahun. Dan selama 18 tahun saya hidup, saya merasa tahun ini adalah taun terberat dari tahun-tahun yang pernah saya lalui. Dan saya pun nggak tahu kan seperti apa tahun-tahun saya berikutnya, begitupun kalian. Tapi yang saya tahu, di tahun ini, banyak hal-hal besar yang harus saya lalui. Hal yang tampak, sampai yang --- nggak kelihatan. I mean, okay--- berkali-kali Uji Coba dan Ujian Nasional itu adalah contoh hal yang ’tampak’. Dan hal yang nggak kelihatan di sini adalah, semacam perjalanan saya. Iya, perjalanan saya. Kalian pasti tahu kalau perjalanan di sini bukan perjalanan dalam arti yang sebenarnya macam liburan, atau perjalanan ke suatu tempat gitu ya. Ibarat saya lagi di laut, saya sudah nggak lagi di permukaan. Saya sudah bener-bener di dalem air. Seluruh tubuh saya. Iya, selurh tubuh saya udah bener-bener nyelup ke air semua. Bahkan, menyelam pada kedalaman yang cukup dalam. Dan kalian tahu apa yang saya cari di dalem air? Saya nyari sebuh cermin. Lebih tepatnya, cermin yang bener. Selama ini, (mungkin) saya bercermin pada puluhan cermin yang salah. That’s why I feel like --- umm--- nggak tahu saya, rasanya itu seperti saya hidup, saya menjalaninya, saya melakukan banyak hal, tapi nggak ada rasanya. Sama sekali. Tapi di samping itu, saya bersyukur Tuhan selalu menempatkan kita pada tempat yang terbaik. Bukankah begitu, teman?

Oke, balik lagi ke ’cermin’. Nah, perjalanan saya nyari cermin memang belum berakhir. Sampe sekarang pun saya masih nyelem, hehehe. Doakan ya, semoga cerminnya cepet ketemu! Hehehe

Mungkin ini semacam metafora aneh bin nggak penting ya. Saya juga nggak ngerti dari mana datengnya ide tentang ‘si cermin tadi’. Tapi saya berharap banget kalian ngerti sih. Soalnya, emang agak susah untuk cerita secara gamblang tentang semuanya. Hahaahaaa

Ini liburan ujian yang memang panjang sekali. Menunggu pengumuman yang semoga menggembirakan, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Beda dengan liburan-liburan sebelumnya yang saya habiskan dengan refreshing ke luar rumah, nyari internet gratisan di sana-sini, dan semua kegiatan yang banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Kelapangan waktu di rumah inilah yang kemudian malah membuat saya bisa contemplating. Dan ini salah satu perjalanan saya tadi (re : nyelem di laut). Saya jadi lebih banyak mikir. Saya mungkin udah terlalu lama ngebiarin itu cermin nunggu saya.
            Bahkan, beberapa waktu yang lalu (nggak nyampe seminggu), Ibuk bilang kalau saya beda, lebih pendiam katanya. Bahkan beliau tanya, apa saya punya masalah. Saya kaget lah ditanya kayak gitu. I mean, segitukah saya selama ini? Maksud saya, sedalam itukah saya menyelam sampai orang-orang di sekitar saya seolah tidak melihat saya yang dulu. Well, okay, mungkin emang agak beda. Yang biasanya setiap siang menjelang sore genjrengan di kamar, akhir-akhir ini enggak lagi. Yang biasanya setiap mandi ada konser tunggal di kamar mandi, sekarang enggak lagi.

Dan pada saat-saat seperti ini, saya suka nonton film yang sebenernya udah pernah saya tonton (berkali-kali) tapi, nggak pernah bosen. Terlepas dari film itu bagus atau enggak, yang membuat saya nggk pernah bosen nonton film ini adalah karena film ini begitu ’personal’ buat saya. Selalu, setiap selesai nonton filmnya (lagi), I feel so alive! Saya bisa ngerasa passion saya mengalir bersama darah saya (lagi). Well, Perahu Kertas 1, 2 dan The Art of Getting By adalah 2 film yang selalu jadi mood-booster saya. Passion saya serasa balik lagi setelah kabur entah ke mana.

Jadi, udah ketebak belum cermin itu apa?


4 komentar: