Senin, 06 September 2010

Kopi Luwak, I’m Curious Enough About Ya !

Hahahahaa… aneh ya, postingan saya yang ini. Tapi daripada lama dipendam, mending saya ungkapin sekarang saja.

Dari dulu, saya sudah sering dengar yang namanya ’kopi luwak’. Dari namanya saja sudah pastilah semua orang tahu kalau kopi ini berhubungan dengan hewan yang sampai saat ini masih disebut ’luwak’.

Sudah lama sekali, saya tahu istilah kopi luwak ini. Awalnya saya pikir kata ’luwak’ itu memang hanya sebagai pelengkap saja (sekedar sebutan). Tapi kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya baru tahu kalau ternyata :

’Biji kopi yang digunakan untuk membuat kopi luwak itu adalah sisa makanan luwak’
Pernyataan ini diutarakan oleh salah seorang guru saya, kemudian beliau memberikan eksplanasi lebih lanjut bahwa :

’Maksud dari pernyataan di atas adalah biji kopi yang telah dimakan oleh luwak, lalu setelah mengalami proses percernaan di dalam tubuh si luwak, luwak tadi akan mengeluarkan kotoran, nah dari kotoran luwak itulah biji kopi diambil untuk pembuatan kopi luwak (biji kopinya katanya masih utuh, tidak hancur)’

Respon saya dan teman-teman sekelas saya saat itu :
Mata membelalak, mulut menganga, dan ”Ha?” itu suara yang kami hasilkan. *hehehe, lebay ah*. Tapi memang waktu itu kita kaget. Ternyata gitu toh proses produksi kopi luwak yang benar-benar dari awal. Berasal dari kotoran luwak ?

Penjelasan guru saya tadi masih saya ingat sampai dengan saya bertemu dengan ’pendapat’ yang berbeda mengenai kopi luwak. Tepatnya saat saya sudah SMP (lupa kelas berapa). Tapi saya ingat sekali bahwa saat itu sedang pelajaran Bahasa Indonesia. Saya juga nggak tahu kenapa pelajaran saat itu membahas tentang kopi luwak. Tapi yang jelas, guru saya saat itu menjelaskan bahwa :

’Kopi luwak berasal dari sisa makanan luwak’

Pernyataan ini sama dengan pernyataan yang diberikan guru SD saya. Tapi yang kedua ini dimaknai berbeda. Menurut pendapat guru saya yang kedua ini :

” Sisa makanan luwak yang dimaksud adalah, biji kopi yang telah dimakan luwak (luwak memakan lapisan luarnya, entah apa istilahnya, mungkin kulit ya?). Lalu, bagian dalam itu tidak dimakan luwak melainkan dibuang lagi. Nah, biji kopi yang dibuang itulah yang katanya merupakan ’sisa makanan luwak’ yang diambil an diproses menjadi kopi (bukan kotorannya)”

Pernyataan tersebut jelas mengurangi akurasi pernyataan dari guru saya sebelumnya. Dan sampai sekarang saya masih bingung. Rasanya sebentar lagi saya akan browsing mengenai hal ini *penasaraan* ! Pernah sih, nonton proses produksi kopi luwak yang waktu itu ditayangkan di TV, tapi saya nggak terlalu nyimak sih, jadi gak dapet jawabannya. Umm....

26 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar